Memasuki bulan Ramadan, sering kali kita melihat tradisi meminta maaf yang beredar luas di media sosial. Bahkan, terdapat klaim bahwa ibadah puasa tidak akan diterima jika seseorang tidak meminta maaf sebelum bulan Ramadan. Klaim ini biasanya disertai dengan dalil-dalil yang kurang jelas, sehingga penting untuk membahasnya lebih lanjut berdasarkan dalil yang sahih.
Hadis tentang Meminta Maaf Sebelum Ramadan
Salah satu hadis yang sering dikaitkan adalah:
“Ketika Rasulullah sedang berkhutbah pada shalat Jumat di bulan Sya’ban, beliau mengatakan ‘Amin’ tiga kali. Para sahabat yang mendengar Rasulullah mengatakan ‘Amin’ bertanya setelah shalat, lalu beliau menjelaskan bahwa Malaikat Jibril memintanya untuk mengaminkan doa tertentu.”
Doa tersebut berbunyi:
- Orang yang tidak memohon maaf kepada kedua orang tuanya.
- Orang yang tidak bermaafan dengan pasangan hidupnya.
- Orang yang tidak bermaafan dengan orang-orang sekitarnya.
Namun, hadis ini tidak memiliki dasar yang jelas dan dianggap palsu. Tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis terpercaya.
Hadis yang Sahih tentang Ramadan dan Doa Malaikat Jibril
Hadis yang mirip dengan riwayat di atas terdapat dalam beberapa sumber sahih, seperti Shahih Ibnu Khuzaimah, Musnad Ahmad, dan Mu’jam Kabir. Berikut teks hadis yang dinilai shahih:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «آمِينَ آمِينَ آمِينَ» فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا؟ فَقَالَ: «قَالَ لِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ، ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – ذُكِرْتَ عَنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ»
“Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku:
- Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan, maka aku berkata: Amin.
- Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk surga (karena tidak berbakti kepada mereka), maka aku berkata: Amin.
- Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu, maka aku berkata: Amin.’” (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan lainnya).
Hadis ini dinilai shahih oleh banyak ulama, seperti Al-Mundziri, Adz-Dzahabi, dan Al-Albani. Namun, hadis ini tidak membahas meminta maaf sebelum Ramadan.
Hukum Meminta Maaf
Meminta maaf adalah akhlak mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Maka diampuni seluruh hamba yang tidak menyekutukan Allah, kecuali orang yang sedang bermusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini sampai mereka berdamai.” (HR. Muslim).
Hadis ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, tetapi tidak membatasi waktu meminta maaf hanya pada momen tertentu, seperti sebelum Ramadan.
Kesimpulan
- Saling meminta sebelum Ramadan tidak disyariatkan secara khusus. Tradisi ini baik sebagai bentuk menjaga hubungan, tetapi tidak ada kewajiban khusus dalam Islam.
- Hadis tentang meminta maaf sebelum Ramadan adalah palsu. Tidak ada dasar yang sahih untuk mendukung klaim tersebut.
- Meminta maaf dianjurkan kapan saja, termasuk menjelang Ramadan, dengan tujuan menjaga hubungan baik dan mendapatkan ampunan Allah.
Dengan demikian, kita tidak perlu merasa terbebani oleh tradisi tertentu, tetapi fokuslah pada memperbaiki hubungan dan mempersiapkan diri untuk menjalani Ramadan dengan penuh keimanan.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Muhammad Rizal Fadillah
Penulis : Ahmad Wandi, M.Pd. (Kepala SDIT Istiqomah Lembang, anggota Musaíd Dewan Hisbah Persatuan Islam, dan Bidgar Dakwah PD Persis KBB. Beliau juga aktif sebagai asatidz di Pesantren Persis 50 Lembang.)